Foto: iStock
Dinas Kesehatan Kota Bandung telah mengkonfirmasi satu kasus cacar monyet atau monkeypox. Kasus ini segera mendapat perhatian dari Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna. Ia menyerukan Dinkes sebagai leading sector untuk fokus pada kasus tersebut dan mencari cara yang tepat untuk mencegah penularan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani, menjelaskan bahwa kasus monkeypox di Kota Bandung telah terkonfirmasi positif berdasarkan hasil lab RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. Pasien adalah warga asli Kota Bandung, laki-laki berusia 36 tahun yang berobat ke Puskesmas karena muncul lesi di badannya.
Menurut dr. Ira, monkeypox sebenarnya mirip dengan cacar air. Penularannya bisa melalui skin to skin. Ia mengimbau agar orang-orang yang memiliki kontak erat dengan pasien monkeypox agar menghindari bersentuhan secara langsung. Pasien pun bisa mencegah penularan dengan menggunakan baju panjang, asal jangan tergesek kulit untuk menghindari infeksi sekunder.
“Kalau kena lesinya itu, penularannya bisa lebih cepat. Kalau kulit keropengnya yang terbang lalu menempel di kulit orang, itu bisa menular juga tapi sebenarnya harus dalam jumlah banyak,” tambahnya.
Menurut dr. Ira, monkeypox tidak hanya bisa menular dengan berhubungan seksual. Selama seseorang melakukan sentuhan kulit dengan pasien monkeypox seperti bersalaman, potensi penularannya juga bisa terjadi. Meski siapapun yang pernah terkena cacar air, tak berarti ia kebal terhadap cacar monyet atau monkeypox.
Demi bisa memutuskan rantai penularan, masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menjaga jarak fisik. Meski harus waspada, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dengan adanya kasus positif monkeypox di Kota Bandung. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengenali tanda dan kecurigaan monkeypox secara dini.
“Ikuti terus perkembangan info mengenai monkeypox di channel resmi Kementerian Kesehatan. Jangan termakan hoaks. Nanti ada stigma dan diskriminasi. Takutnya pasien jadi tidak mau cek kesehatannya ke faskes,” tambahnya.
Dinkes Kota Bandung terus memantau anggota keluarga yang serumah dengan pasien dan berusaha mencari kontak erat lainnya hingga 21 hari ke depan. Meski status kesehatan pasien saat ini masih dalam tahap pemantauan, kondisinya secara klinis dikatakan stabil.