Polisi : Lintas Trans Seram Aman

Penulis : Ekdar Tella
Sumber : Humas Polres SBB

KPR.COM,MALUKU – Arus lalu lintas penghubung tiga Kabupaten yakni Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Kabupaten Maluku Tengah, dan Seram Bagian Timur (SBT) itu sebelumnya sempat tertutup selama beberapa jam.

Aksi blokade jalan oleh warga desa Tihulale Kecamatan, Amalatu Kabupaten SBB, itupun akhirnya dibuka, dan arus lalu lintas kembali normal.

Diketahui, blokade jalan yang terjadi sejak Minggu pagi itu, sebagai bentuk protes terhadap aksi penganiyaan salah satu tokoh agama HT alias Hein, yang dilakukan oleh warga Desa Hualoy, SBB, Sabtu sore lalu.

Kapolres SBB, AKBP Dennie Andreas Dharmawan, SIK mengatakan, situasi di wilayah kecamatan Amalatu, terutama di desa Tihulale, dan Hualoy, aman terkendali. Arus lalu lintas juga telah normal.

“Memang arus lalu lintas dijalur lintas seram tepat di desa Tihulale, yang sempat di blokade sudah di buka. Dan arus lalu lintas sudah normal,”kata Kapolres kepada wartawan di SBB, Minggu (7/5).

Menurut Kapolres, aksi protes warga Tihulale, untuk meminta pelaku penganiyaan terhadap salah satu tokoh agama HT itu, untuk di proses sesuai aturan hukum yang berlaku.

“Aksi penganiayaan itu berawal dari peristiwa laka lantas. Namun warga Tihulale, tidak menerima kemudian melakukan blokade jalan. Aksi blokade itu juga tidak berlangsung lama, setelah ada mediasi antara para tokoh desa Tihulale, dan Hualoy, yang difasilitasi oleh Polres SBB, Kodim 1513 SBB, dan Pemkab SBB, yang dihadiri langsung oleh Sekda,”jelas Kapolres.

Orang nomor satu di Polres SBB ini mengaku, mediasi antara kedua desa yang dihadiri Kepala desa, kepala pemuda dan para tokoh kedua desa tersebut juga hadiri oleh korban HT.
“Dari hasil mediasi itu masyarakat Tihulale, terutama korban dan masyarakat Hualoy, bersepakat untuk persoalan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan dan langsung buka blokade jalan,”bebernya.

BACA JUGA  Cegah Penyebaran Covid-19, Lanal Bandung Gelar Serbuan Vaksinasi

AKBP Dennie mengungkapkan, selain itu untuk para pelaku penganiyaan dari kedua desa juga bersepakat untuk berdamai.
“Korban HT ini turun langsung untuk membuka blokade. Kapolsek juga turun jemput HT di Puskesmas, kemudian HT juga turun buka blokade,”tegas Kapolres.

Namun yang terpenting kata, perwira dengan dua melati dipundaknya itu, warga tetap menahan diri, dan tidak terprovokasi dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.
“Mari kita jaga situasi kamtibmas. Jaga kehidupan orang basudara. Serahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan,”pesan Kapolres.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *