13 Murid SD Inpres Ulatu Patah Arah, Tak Ikut Ujian

KPR.COM,SBB – Gonjang ganjing dinamika Dugaan Penyalahgunaan Anggaran Kartu Indonesia Pintar kini menyeret sebanyak 13 siswa siswi kedalam jurang. Mereka terpaksa menjadi korban atas suka tidak suka antara Kepala Sekolah SD Inpres Dusun Ulatu dan orang tua murid.

Hal itu terjadi lantaran orang tua murid tidak Terima dengan Hadirnya Kepala Sekolah saa ini Alias La Inti ini yang sebelumnya dipindahkan dengan peristiwa yang sama yaitu KIP. Mereka berpendapat, La Inti alias Kepsek itu tidak jujur.

Landasan itu menjadi rujukan orang tua murid dikarenakan diduga Kepsek ‘La Inti’ beberapa tahun lalu pernah menilep anggaran Kartu Indonesia Pintar KIP tanpa sepengetahuan mereka maupun siswa penerima.

La Inti pada saat itu hanya memberikan Kartu KIP kepada orang tua murid, sementara buku Tabungannya ditahan La Inti serta dengan semena mena anggarannya dicairkan.

Padahal, KIP, maupun Buku tabungannya itu seharusnya ditahan siswa siswi atau dikuasai orang tua siswa siswi demi memenuhi kebutuhan mereka bukan sebaliknya ditahan kepsek dan dicairkan sesuka hati.

“Intinya anak anak kami lebih baik tidak mengikuti ujian, bahkan labih baik mereka bodok sama sekali daripada harus mereka ber kepsek orang yang tidak jujur. Jangan sampai anak anak kami tertular”. Kata Umar orang tua Siswa

Anak anak kami akan bersekolah apabila Kepala sekolahnya diganti. Diganti dengan siapapun, dari manapun, kami akan terima, asalkan jangan La Inti atau kepasek ini.

Bagaimana kami mau Terima, hak hak anak kami selama ini yang diberikan negara saja di labrak habis tanpa sepengetahuan kami, lantas untuk apa kami mau.

Sementara, La Inti Kepala Sekolah SD Inpres Dusun Ulatu saat dikonfirmasi, dirinya membenarkan jika sebanyak 13 siswa siswi tidak mengikuti ujian, dan yang mengikuti ujian hanya 9 orang siswa.

BACA JUGA  Cari Bibit Pecatur Andal, PT Timah Tbk Dukung Pecasi Belitung Timur Gelar Kejuaraan Catur Junior U15

Disinggung soal penyebabnya, La Inti mengatakan jika itu lantaran peristiwa masa lalu, namun dilain sisi dirinya sudah berupaya melakukan sosialisasi dengan melibatkan pihak sekolah.

“Iya, benar. Sebanyak 13 Siswa tidak mengikuti ujian, namun sebelum ujian dilaksanakan, kami sudah lakukan sosialisasi ke orang tua murid”. Kata Kepsek

(Red) 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *