Pergi Dari Pangkuan Ibu Yudha

Sketsa

KPR.COM, SBB – Itu sebabnya besar di dada yang paling dalam firasat ibu akan keadaan anaknya. Setelah hampir setengah tahun berjuang melawan penyakit yang diidap anak bungsu bernama Yuda itu.

Yuda, anak bungsu kelahiran tanah pusaka, maluku menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Piru, pada hari Minggu kemarin. Kepergian Yudha menghadap Ilahi robbi amatlah menyayat hati pihak keluarga.

Bayangkan, hampir enam bulan berjuang akan kesembuhan sang buah hati yang dicintai kemudian kandas di keabadian. Keluarga kecil sederhana itu ibaratkan berjalan diatas kerikil tajam pada detik detik tertentu. Alam Yudha kini berbeda dengan mereka yang ditinggal.

Tak ada lagi gemercik air setelah hujan sehari. Ia dengan leluasa pergi meninggalkan luka dan butiran airmata. Sementara kasih yang tulus berjuang tidak pernah padam walau sedikitpun.

Tuhan selalu ada dalam doa maupun upaya. Mereka yang lemah diperhadapkan dengan badai silih berganti. Bumi ini seakan akan runtuh, kabut dalam merajut mimpi mimpi keluarga sederhana itu.

Sebelumnya, Yudha dan keluarga bertolak dari Makasar pada tanggal 4 Agustus 2022 setelah hampir sekitar Enam Bulan berobat disana. Wahidin, Rumah Sakit ternama di Kota Daeng itu tempat ia dirawat.

Ibu kandung Yudha sesering bertutur tentang betapa ramah dan lembut paras maupun sikap para medis serta Dokter Dokter disana saat menangani anaknya. Seakan akan tuturnya, para medis itu mengisyaratkan cara kerja mereka dengan menggunakan hati, cinta dan kasih.

Tak lupa ibu dari anak bungsu itu, ia menceritakan kisah orang orang baik yang memiliki jutaan butir kepedulian terhadap Yuda maupun keluarga mereka sewaktu di Makasar. Katanya, pihak pihak Kementrian Sosial Kendari itu berhati emas, bahkan selaku orang kecil seperti keluarga Yudha, tidak mampu membalas jasa jasa yang telah mereka korbankan.

BACA JUGA  Rumah Santri dan Barisan Laskar Rumah Santri Perkuat Syiar Dakwah

Kita diperlakukan disana selayaknya orang orang terhormat yang memiliki pangkat maupun derajat oleh mereka. Mereka melayani membimbing kami tanpa lelah. Bahkan ulan tahun Yudha yang Dua dirayakan penuh romantika orang sudara.

Ulan tahun Yudha itupun senada dengan lepas pisah antara pihak Kementrian Sosial Kendari dengan Keluarga Yudha sebelum bertolak ke Kota Ambon Manise.

Di emper siklus itu, ibu Yudha menitipkan pesan pesan moral terhadap berbagai elemen masyarakat mewakili keluarga terkasih nya. Dia teramat meminta jutaan terimakasih atas segala bentuk tindakan nyata dan sebagainya.

Perjuangan ini belum berakhir, masih ada re generasi emas maluku yang ia dan suaminya perjuangkan dalam meniti masa depan mereka, itulah haluan demi mengangkat harkat serta derajat mereka agar terhindar dari celaan celaan .

Sampai disitu hembusan angin bertiup meski awan jauh tidak mengerti kepakan elang saat mentari hampir pecat di timur Indonesia. biarkan perjuangan ia dan keluarga susuri, selebihnya ilahirobbi menentukan segalanya. Mari saling membenah, dan bergeraklah wahai perasaan. Sesungguhnya manusia tidak lepas pisah dari sentuhan sentuhan alami.

 

Berlanjut… 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *