“Baku Malawang” Kadis Vs Wartawan SBB, Ini Penjelasannya

KPR.COM,SBB- Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Seram Bagian Barat Johan Tahya terlibat adu mulut alias Bakumalawang dengan salah satu Wartawan (SBB).

Kejadian itu berlansung di Lantai I Kantor Bupati SBB, Selasa (17, Mey/22), sekira Pukul 12:14 Wit tepat ruangan Bagian Pemerintahan.

Fadli Boufakar Wartawan Wartaterkini. News kepada Media ini membenarkan jika dirinya bersama Kadispen SBB terlibat adu mulut bahkan dirinya merasa diintimidasi oleh Kepala Dinas Pendidikan Johan Tahya usai melakukan peliputan.

“Mungkin pak Kadis tidak Terima dengan Pemberitaan yang dilansir Wartaterkini.News kemarin dengan judul ‘Memotong Dana Bos Oleh Kadis Pendidikan SBB Di Benarkan oleh Kepsek’ itu” Ulas Boufakar

Boufakar pun membeberkan kronologis kejadiannya dimana muncul Kepala Dinas Johan Tahya dari Pintu masuk kantor bupati saat dirinya berada di depan Bagian Pemerintahan dan tiba tiba adu bibir mulai pecah.

“Pak kadis muncul dari pintu masuk dan ( beta), saya di depan ruang Bagian pemerintahan. Melihat beta, pak kadis langsung sebut beta pung nama (sebut nama saya), kamu Fadli Boufakar, tanya kadis dengan lantang kemudian saya membenarkan ia benar pak”. Boufakar

Lanjutnya, Kadispun mengamuk dan tunjuk ke arah saya sambil melontatkan kata (” Nanti Ose Liat”) , nanti kamu lihat. bukan hanya itu kata Boufakar, dirinya juga di bilang (“Bodok”) oleh Kadis Pendidikan SBB Johan Tahya.

Merasa dirinya di intimidasi dengan perkataan perkataan tidak etis, akhirnya adu mulut pun terjadi di dalam kantor Bupati yang disaksikan banyak orang. Ulas Bougakar

Lebih lanjut, Boufakar yang merupakan Wartawan Nasional Wartaterkini. News itupun mengutuk keras tindakan yang dilakukan Kadispen SBB itu

“Saya mengutuk keras tindakan serupa, padahal persoalan pemberitaan itu bisa diselesaikan dengan melakukan hak jawab oleh yang bersangkutan sesuai Undang Undang Pers yang berlaku”. Kata Boufakar

Di tempat yang berbeda, Kepala Dinas Pendidikan SBB Johan Tahya saat di temui diruang kerjanya menjelaskan jika benar ia mengeluarkan kata (Bodok) .

Kata serupa dikeluarkan Johan kepada Fadli lantaran dirinya kesal terhadap Fadli yang sebelumnya menulis di Facebook dengan sebutan (“Kadis Buta huruf”).

“Beta/ saya bilang dia “Bodok” karena dia juga tulis beta/saya di Facebook dengan mengatakan (“Kadis Buta Huruf”) dan kalau dia tidak menghapusnya, mungkin masih ada, soalnya jejak digital tidak bisa berbohong” Ulas Tahya

Lanjutnya, saya sebagai objek seharusnya saya juga dikonfirmasi perihal pemberitaan yang dipublis Wartawan bukan cuman sumber alias Kepala Sekolah itu.

“Apa salahnya kalau datang disini lalu konfirmasi saya, Tahya

Untuk diketahui, ketika ditanya soal hak jawab, Kadis pendidikan belum melakukan hak jawab atau mengajukan keberatan atas pemberitaan yang dilayangkan wartawan Wartaterkini. News perihal ‘Memotong Dana Bos Oleh Kadis Pendidikan SBB Di Benarkan oleh Kepsek’.

Berlanjut.. 

(E.Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *