Yudha Bocah SBB Yang Malang

KPR.COM,SBB- Kepastian atas harapan menggapai kesembuhan si buah hati ketika mereka diterpa goncangan dhasyat sudah barang tentu siapa saja akan impikan nya. Benar, Ayah dan Ibu adalah dua Malaikat penyayang sepanjang sejarah.

Apapun dan seberat apapun rintangan akan mereka lalui meski raga terseret gelombang dinamika kehidupan di era yang amat menusuk jiwa ini.

Satu tahun lebih sudah berlalu, dan di tiga bulan terakhir ini menjadi catatan kelam hari. Yudha, bocah malang kelahiran Dusun Waiyoho, Desa Kawa, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), 31, Juli 2020 ini dikabarkan mengalami pembengkakan di bagian mata sebelah kanan.

Yudha merupakan anak bungsu dari Enam bersaudara. Ia lahir dari keluarga pas pasan berpenghasilan rendah bahkan kadang dapat kadang tidak.

Masalah ekonomi adalah jurang teramat dalam. Memisahkan Yudha dari harapan untuk sembuh bahkan tumbuh besar layaknya anak anak lain.

Airmata harapan Yudha itu terus mengalir jernih ibarat Air Puteri Dusun Wisata tempat ia dilahirkan. Sakit sepanjang hari, perih menyelimuti dirinya yang masih terlalu labil harus menahan beratnya rasa sakit pada indra penglihatnnya.

Ayahnya seorang petani, sementara Ibu keseharian hanya mengurus Yudha dan Lima saudara lainnya. Syarif dan Wa Yede (Pasutri) ini jatuh dilema meski hasrat begitu besar untuk kesembuhan Buah hati yang mereka cinta.

Melalui Tlfn selular, Kamis (10/2/22), Pagi, Yuni kakak kandungnya Yudha mengatakan jika Adik bungsuhnya itu pernah di bawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat oleh Wa Yede ibunya untuk melakukan pengobatan, Sesampainya disana ia diberi obat saja dan belum tau persis apa penyakit apa yang di idap Yudha.

Keinginan Ayah maupun Ibu serta sanak saudara Yudha begitu besar. Mereka ingin membawanya Ke Pusat Kota Kabupaten Seram Bagian Barat tepat Rumah Sakit Umum Daerah Piru (RSUD PIRU), namun apalah daya di batasi dengan masalah pinansial.

BACA JUGA  Sertipikat Tanah Masih Dalam Proses

Di katakan lagi, mereka belum memiliki (BPJS), dan sudah barang tentu biaya pengobatanya pasti tidak dapat mereka jangkau. “Katong mau bawa Yudha berobat namun katong belum punya biaya”,. ulas Yuni

Demi kesembuhan Yudha, keluarga sudah berjuang semampu mungkin, namun itulah kelebihan maupun kekurangan tiap orang. Yuni yang mewakili keluarga terkasihnya berharap agar ketulusan setiap insan terpatri dalam dalam agar sama sama topang menopang bahu membahu membantu Adik bungsuhnya itu sembuh dan bebas dari beban berat yang sementara ia pikul seorang diri.

” Semoga ada dermawan yang mau dan bisa sama sama membantu keluarga terkasih ini. Doa dan dukungan dari kita sekalian amatlah membantu Adik kami”. Yuni

Dirinya juga berharap agar pemerintah Daerah SBB dapat sedikit membantu mereka , atau Dinas terkait dapat memberikan sentuhan agar adiknya bisa sembuh. Tutur Yuni

(Ek-Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *