Pemuda Latu Kutuk, Kibaran Bendera RMS di Ambon 17 Agustus 2020

KPR.COM, Maluku-Aksi pengibaran bendera RMS yang dilakukan para oknum yang berupaya merong rong keutuhan NKRI memunculkan kritik tegas dari pemuda Negeri Latu, kecamatan Amalatu, kabupaten seram bagian barat, (SBB) provinsi Maluku.

Bagi kami warga Negeri Latu ataupun juga yang lainnya yang punya sejarah kelam dengan RMS, akan selalu terpatri menjadi luka historis yang tak akan muda hilang begitu saja.

Lukah sejarah ini akan kami ingat terus sampai kapanpun. 29 September 1950 adalah duka kami Masyarakat Negeri Latu. Duka dan trauma yang belum dapat di rehabilitasi bahkan mengakar ke diri generasi ke generasi hingga kini. Ditangan RMS orang tua-tua kami dibantai. Hal ini disampaikan pada awak media’ Senin, (17/08/20).

Wakil Kepala Pemuda Negeri Latu, Halim Patty mengatakan” Bagi kami warga Negeri Latu ataupun juga yang lainnya yang punya sejarah kelam dengan RMS, akan selalu terpatri menjadi luka historis yang tak akan muda hilang begitu saja. 29 September 1950 adalah duka kami Masyarakat Negeri Latu. Duka dan trauma yang belum dapat di rehabilitasi bahkan mengakar dari generasi ke generasi hingga kini. Ditangan merekalah (RMS) orang tua-tua kami dibantai. Hingga tercatat sekitar 760 sekian warga Negeri Latu di bantai dan habisi secara sadis. Negeri kami pun rata dengan tanah. Sehingga kami pemuda negeri Latu secara tegas menolak gerakan apapun yang dilakukakn oleh gerakan separatis ini.” Ujarnya.

Lanjutnya” Gerakan RMS yang sudah seringkali dilakukan tidaklah kolektif mewakili keinginan masyarakat Maluku dan hanya mewakili segelintir orang-orang tertentu. Mengingat beberapa peristiwa kelam yang dirasakan beberapa Negeri Negeri yang ada di Maluku termasuk Latu. Bagi kami warga Negeri Latu ataupun juga yang lainnya yang punya sejarah kelam dengan RMS, akan selalu terpatri menjadi luka historis yang tak akan muda hilang begitu saja. 29 September 1950 adalah duka kami Masyarakat Negeri Latu.”.

“Kami sangat mengutuk keras pengiriman bendera RMS di Ambon pada 17 Agustus 2020 tadi. Kami tegaskan kepada pihak penegak hukum untuk segera mengusut pelaku pengibaran tersebut, sebab bagi kami masyarakat Latu sangat merasa terluka jika melihat RMS masi berkeliaran di bumi Maluku sehingga simbol simbol mereka tetap ada hingga saat ini” Tegas Halim.

Pemuda Latu juga mendesak, Kapolda Maluku dan Pangdam XVI Pattimura untuk mengusut tuntas pelaku pengibaran bendera RMS tersebut, sebab pengibaran bendera RMS ini sering di lakukan mamun penindakan tegas dari pihak TNI dan Polri belum juga kita saksikan, sehingga wajar saja para kakitangan RMS serus tumbuh dan terkesan melukai hati kami masyarakat Negeri Latu dan hal ini kami menilai TNI Polri tidak bertindak tegas sebagai wujud bela negara sehingga pengibaran bendera RMS terus terus terjadi di bumi Maluku.” Beber Halim.

“Selaku Wakil kapala pemuda negeri Latu menghimbau kepada seluruh pemuda dan masyarakat Negeri Latu agar tetap menjaga semangat NKRI sebagai cerminan cita-cita luhur perjuangan para pendahulu Negeri Latu yang berjuang dengan gigih demi mempersatukan dan membela Negera Kesatuan Republik Indonesia”. Tutupnya.

(Tim/Red)

Koran Peduli Rakyat

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.