Pemalang PR – Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) adalah salah satu program dari pemerintah untuk Keluarga Penerima Manfaat(KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) atau bantuan untuk Keluarga Miskin.
Namun amat disayangkan jika beberapa bantuan pangan tersebut menjadi sembako atau bahan pangan yang diduga masuk dalam kategori tidak layak konsumsi.
Hal ini dirasakan oleh beberapa Penerima manfaat BPNT yang berasal dari Desa karangmoncol Randudongkal Rt.10 Rw.03 Kab. Pemalang, dimana beberapa warga mengeluhkan adanya salah satu bahan pangan yang mereka dapat dari Program BPNT tersebut diduga tidak layak untuk dikonsumsi.
Jumaroh selaku warga karangmoncol sekaligus Penarima manfaat berharap agar bantuan pangan tersebut diganti dengan bantuan pangan yang tidak mudah busuk “lebih baik diganti lah mas, jadi mie instan, telur, gula dan lain lain yang seperti itu aja dari pada kayak tempe, sayur gitu kan gampang busuk, kalau sudah busuk kan jadinya mubazir mas” Ungkapnya dengan logat Jawa yang kental.
Dikonfirmasikan dari salah satu pejabat yg berwenang di pemerintahan desa karangmoncol, hal tersebut juga sudah mendapatkan laporan dari masyarakat terkait adanya dugaan bahan sembako yang kurang layak di konsumsi atau mengalami kerusakan.
Terkait hal ini, pemerintah desa telah menkonfirmasikan dengan pihak bumdesma selaku suplayer e warung dan sudah mendapatkan jawaban “bahwasanya sudah sepakat kalau ada bahan-bahan yang di sediakan warung mengalami kerusakan maka KPM BPNT dapat menukarnya” ucapnya.
Disisi lain menurut keterangan dari zaenudin selaku pemilik agen yang menyalurkan paket BPNT di desa karangmoncol, bahwa dirinya dari awal sudah menjelaskan kepada KPM terkait komodity yang kurang layak” saya sudah menjelaskan kepada KPM bahwa barangnya seperti ini,dan kita tanyakan mau diambil enggak?, kalau enggak diambil nanti saya data terus saya laporkan ke bumdesma selaku suplayer untuk minta diganti barangnya dan sudah diganti mas” ungkapnya.
Di tempat yang berbeda Hakim selaku direktur bumdesma juga angkat bicara mengenai kejadian tersebut dirinya menganggap kejadian tersebut adalah miss komunikasi, karena yang mengambil paket tersebut adalah masing-masing ketua kelompok karena adannya protac covid tidak boleh kumpul-kumpul dan menurutnya permasalannya sudah kondusif, dia juga menegaskan apapun barang dan jenisnya kalau memang rusak jangan diambil nanti setelah itu langsung diganti karena memang sudah perjanjiannya seperti itu.
“Kejadian kemarin juga kita sudah menindak dan kita sikapi, Saya sudah jelaskan ke KPM kita sudah minta maaf dan ketua kelompok juga sudah minta maaf,dan kita tahu semua lah kalau seperti tempe kan nggak tahan lama dua sampai tiga hari kan sudah busuk kita sulit untuk mengantisipasi hal itu,kedepannya saya berharap agar KPM juga bisa saling memahami dan nanti kita tetap evaluasi dengan ketua kelompok untuk paketnya” tutupnya. (Chand & Alan).